FarmasiKu

Sabtu, 07 Februari 2009

Cara Pembuatan Sediaan Tablet

TABLET

PENGERTIAN

Ø TABLET (MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

Ø TABLET (MENURUT FI IV)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET

* Keuntungan:

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.

3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling ringan.

4. Tablet merupakan bentuk sediaan oarl yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.

5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.

6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.

7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.

8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.

9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

* Kerugian:

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.

2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiapn kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.

3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.

Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan dalam bentuk tempat/ ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan, tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta dosisnya tetap.

PEMBUATAN TABLET

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering.

PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL

Pembuatan per tablet parasetamol:

R/ Parasetamol 250 mg

Amilum 348 mg

Talk 32,5 mg

Gelatin 19,5 mg

Total bobot per tablet yang direncanakan adalah 650 mg

Pembuatan 200 tablet parasetamol:

R/ Parasetamol 50 g

Amilum 69,6 g

Talk 6,5 g

Total bobot untuk 200 tablet parasetamol adalah 130 gram

1.1 TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT

1. Latar Belakang Bahan Obat

Nama bahan obat : Paracetamol

Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]

Struktur kimia : C8H9NO2

BM : 151,16

Kemurniaan : Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung terhadapzat anhidrat.

Efek terapeutika : suatu metabolit dari fenasetin dan asetanilida digunakan sebagai suatu analgesik dan anti piretik.

Efektif pada berbagai jenis keadaan artritis dan rematik termasuk nyeri otot rangka juga dada, nyeri kepala, dysmenore, myralgia, dan neuralgia. Asetaminofen sebagian berguna sebagai suatu analgesik dan anti piretik pada pasien yang sensitif terhadap aspirin dan pasien yang memiliki pengalaman terhadap reaksi yang tidak diinginkan dari aspirin.

Dosis pemakaian : - Biasa dewasa oral 300 mg – 1 gr ¾ kali sehari.

- Biasa pedriatis oral 175 mg / m2 kali permukaan tubuh terdiri dari :

60 mg 3-4 dd anak usia dibawah 1 tahun

60 mg - 120 mg 3-4 dd anak usia 1-2 tahun

120 mg 3-4 dd anak usia 3-5 tahun

150 mg-325 mg 3-4 dd anak usia 6-112 tahun

2. Tinjauan Farmakologi bahan obat

Indikasi : Analgasik dan anti piretik, sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgetik

Kontra Indikasi : disfungsi ginjal atau hati.

Efek Samping : Eritem dan Urtikaria, gejala yang lebih berat berupa demam dan lasi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secar menahun dapa menyebabkan nefropati analgesik.

3. Organoleptis

Warna : Pituh

Bau : Tidak berbau

Rasa : Sedikit pahit

4. Mikroskopis

Bentuk Kristal : -

5. Karakteristik fisik/fisikomekanik

Titik lebur : 168 – 1720

Bobot jenis :

* Bobat jenis benar adalah bobot jenis tanpa pori-pori

* Bobot jenis nyata adalah perbandingan masa terhadap volume dari sejumlah serbuk yang dituang bebas kedalam suatu gelas ukur.

* Bobot jenis mampat adalah perbandingan masa terhadap volume satelah masa tersebut dimampatkan sampai volume tetap.

Ukuran atau distribusi partikel : -

Sifat alir : sifat aliran yang dinyatakan dengan kecepatan aliran yaitu waktu yang diperlukan suatu kuantitas serbuk tertentu melalui corong tertentu.

Kompaktibilitas : -

Higroskopisitas : -

Polimorfisme : -

6. Karekteristik fisikokimia

Kelarutan :

70 bagian air

20 bagian air mendidih

7 – 10 bagian alkohol

9 bagian propilen glikol

Sangat mudah larut dalam kloroform

Praktis tak larut dalam eter

Larut dalam laruan alkali hidroksida

pKa : (250) 9,5

Profil kelaruratan tehadap PH : -

Laju disolusi : -

Koefisien partisi : -

7. Stabilitas

* Stabilitas bahan padat

Terhadap suhu : -

Terhadap cahaya : -

Terhadap kelebaban : -

* Stabilitas larutan

Terhadap pelarut : Paracetamol sangat stabil dalam air

Terhadap PH : Waktu paruh dalam larutan terdapat pada PH 6 diperkirakan selama 21,8 tahun, penurunannya dikatalisis oleh asam dan basah dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada PH 2,28 tahun pada PH 9.

Terhadap cahaya : -

Terhadap oksigen : -

8. Inkompatibilitas dengan eksipien

9. Prosedur penetapan kadar

Larutan baku : timbang seksama sejumlah perasetamol BPFI, larutkan dalam air hingaa kadar lebih kurang 12 / ml.

Larutan uji : timbang seksama lebih kurang 120 mg, masukan kedalam labu ukur terukur 500 ml, larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda. Masukan 5,0 ml larutkan kedalam labu terukur 100 ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai blanko.

  1. Rancangan kemasan primer dan sekunder
  2. Rancangan brosur
  3. Protokol uji stabilitas

1.2 TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN

Macam-macam bahan tambahan :

* Bahan pengisi

* Bahan pengikat

* Bahan penghancur

* Bahan penglincir

Bahan tambahan yang digunakan

Amilum (C6H10O5)n

BM : 50.000 – 160.000

PH : 5,5 – 6,5 untuk 2% b/v

Fungsi : Glidan, dilven, binder, disinteran

Kompresibilitas : -

Densitas : -

Distribusi partikel : 10 – 100 µm

Rentang : 2 – 32 µm

Kelarutan : PTl etanol dingin (950) dan dalam air dingin

Org : -

Flowability : 10,8 – 11,7 g/s pati jagung.

Stabilitas dan penyimpanan : amilum yang kering dan tidak dipanasi stabil jika terlindung dari (high humidity) saat digunakan sebagai pelincir atau disintegran pada sediaan padat, amilum dipertimbangkan sebagai bahan inert dibawah kondisi penyimpanan normal. Namun larutan amilum yang dipanaskan atau pasta amilum secara fisik tidak stabil dan rentan serangan mikroorganisme dan menyebabkan a wide voriety of starch derivatives and modified storches that have unique phisical properties. Amilum harus disimpan dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering.

Gelatin.

BM : 15.000 – 250.000

PH : 3,8 – 7,6

Fungsinya : Coating agent, pembentuk selaput, selling agent, pensuspensi, pengikat teblet, zat untuk meningkatkan viskositas

Densitas :

* 1.325 g/cm3 tipe A

* 1.283 g/cm3 tipe B

Distribusi partikel : -

Kelarutan : praktis tidak larut dalam aceton, kloroform, etanol, (95%), eter dan etanol, larut dalam gliserin asam dan basah (walaupun asam atau basah kuat dapat menyebabkan presipitasi), dalam air gelatin mengembang dan melembut, secara bertahap menyerap air 5-10 kalinya, larut dalam air panas membentuk jelly dengan pendinginan pada suhu 34-400C. Pada suhu lebih dari 400 sitem berbentuk sol.

Inkompatibilitas : Gelatin adalah bahan amfoten dan akan bereaksi dengan asam atau basa, gelatin juga merupakan protein yang dapat dihidrolisa oleh sistem proteulitis. Gelatin juga bereaksi dengan aldehida dan gula aldehida, polimer anion dan kation elektrolit, ion logam, plastizizer, pengawet dan surfaktan. Diendapkan oleh alkohol, kloroform, eter, garam merkuri, dan asam fanat.

Stabilitas : Gelatin kering stabil diudara, gelatin berair juga stabil jika disimpan dibawah kondisi dingin dan steril. Pada suhu 7500, larutan gelatin berair dapat mengalami depolarisasi perlahan dan pengurangan kekuatan gel.

Talk

BM : 0

PH : 7-10 untuk 20% b/v

Fungsinya : Anti caking agent, slidan, diluent tablet dan kapsul, pelincir kapsul, tubs.

Organoleptis : Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau, unctuous, berkristal, menempel pada kulit dan lembut jika disentuh.

Kekerasan : 1,0 – 1,5

Kelarutan : PTL dalam asam dan basa dilute, pelarut organik dan air.

OTT : senyawa amonium kuartener

Stabilitas dan penyimpanan : bahan stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160%0 selama lebih dari satu jam. Juga dapat disterilkan dengan diekspos pada etylen OH, atau irradasi sama. Talk harus disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan dingin.

PENGUJIAN GRANUL

Pengujian mutu granul sangat penting untuk formula baru atau formula yang dimodifikasi atau granul dengan bahan dasar baru, validasi mutu granul.

Bobot jenis benar adalah bobot jenis bahan tersebut tanpa pori-pori, ditentukan dengan piknometer dengan menggunakan solven yang tidak melarutkan bahan.

Ala-alat :

  1. Piknometer 20 cc
  2. Neraca analitik

Prosedur kerja :

  1. Timbang piknometer 20 cc kosong (w=g)
  2. Isi piknometer dengan solven dan bersihkan kelebihan pada ujungnya. Timbang piknometer + solven.
  3. Hitung bobot solven w2g
  4. Tuang sebagian solvent (2-3 cc) kedalam tabung bersih.
  5. Timbang teliti 1-1,5 gram bahan (w3g)
  6. Masukan secara kuantitatif bahan tersebut, dalam piknometer yang berisi solven sebagian
  7. Tambahkan solven kedalam piknometer sampai batas dan timbang (w4g)

- KECEPATAN ALIR

Waktu yang diperlukan suatu kuantitas serbuk tertentu melalui corong tertentu. Untuk 100 gr serbuk, waktu yang diperlukan maksimal 10 detik. Agar terdapat suatu keteraturan farbrikasi hasil pangamatan :

Dilakukan 3 kali pengujian.

1. 50 g = waktu alir 5 detik

Diameter = 12,5 (r = 6,25 cm)

Tinggi = 3,5 cm

% sifat alir = 50/5 = 10%